Bacalah!

Sabtu, 20 Oktober 2012

MENUTURKAN NIAT
MIZANUL KUBRA (SYEIKH SYA’RANI)
Juz 1 Hal 125 (Bab Wudlu)

Sebagian ikhtilaf tentang menuturkan Niat Shalat

-    Perkataan para Imam Mujtahid bahwa menuturkan Niat adalah termasuk kesempurnaan Ibadah.
-    Imam Hanafi, Syafi’i dan Ahmad mensunahkan mengucapkan Niat.
-    Menurut ketiga Imam ini, ibadah yang tidak disertakan dengan menuturkan Niat menjadi kurang sempurna.
-    Sementara Imam Malik, memakruhkan menuturkan Niat .
-   Mereka para pembesar ulama dan para wali-wali Allah ketika hendak memulai shalat, ketika mulai berdiri untuk shalat mereka sudah tidak ingat yang lain. Yang ada dalam hatinya penuh dengan kebesaran Allah. Sehingga jika mereka iringkan dengan ucapan niat justru akan mengurangi rasa membesarkan dan mengagungkan Allah. Karena inilah Imam malik memakruhkan menuturkan niat.

 *Kenapa Niat harus di ucapkan menurut ke tiga Imam?

Jawab

Karena untuk menjaga keadaan kebanyakan manusia yang belum mampu untuk merasai kebesaran dan kehebatan Allah di awal shalatnya.
Keagungan dan kebesaran Allah terhalang dari kebanyakan manusia. Sehingga dengan mengucapkan Niat penghalang tersebut dapat dihilangkan.

*Kenapa Imam Malik memakruhkan?

Jawab

Karena untuk menjaga keadaan para pembesar Ulama yang telah mampu untuk merasai kebesaran Allah di awal shalatnya. Sehingga karena hal itu, mereka tidak mampu untuk menuturkan Niat. Bahkan akan mengganggu rasa mereka.

Berkata Syeikh Ali Al-khawash, (guru dari syeikh Sya’rani)
“Sesungguhnya aku masih mampu menuturkan niat thaharah, tetapi aku tidak mampu untuk menuturkan niat shalat.”
Berkata Syeikh Sya’rani. “Syeikh Ali Al-Khawash membedakan antara wasail (perantara) dengan Maqasid (tujuan). Karena bersuci adalah wasail untuk shalat yang belum mendekat kepada munajat. Sementara shalat adalah maqasid. Sehingga ketika bersuci beliau masih mampu untuk mengucapkan niat. Sementara ketika telah mencapai maqasid (shalat) beliau sudah tidak mampu untuk menuturkan niat shalat. Pahamilah perkara yang berharga ini! “

Perkara ini sama dengan jahar dan sirr dalam shalat. Ketika 2 rakaat awal pada shalat Maghrib dan Isya seorang hamba menjaharkan bacaannya. Tetapi ketika rakaat2 selanjutnya sudah tidak terdengar lagi bacaannya. Dikarenakan semakin panjang seorang hamba berhadapan dengan Allah maka semakin hebatlah perasaan pengagungan kepada Allah. Sehingga membuatnya tak mampu untuk mengangkat suaranya.
Berbeda dengan menghadap raja dunia. Semakin kita akrab maka semakin berani kita berkata-kata kepadanya.

Wallahu a’lam
Pengajian di Masjid Tangkuban Perahu
Muallim : KH Maulana Kamal yusuf.

Peringatan dari perangkum
 Mengucapkan niat dan NIAT itu sendiri adalah hal yang berbeda.Tolong di ingat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar